she's kartini in my live

April 25, 2013

Gak kerasa sudah bulan april lagi padahal baru kemaren aku ngerasaain bulan Februari hihi.. waktu memang cepat sekali berputar, rasanya bagi aku 24 jam tu kurang.. maklum super sibuk, ceuileh.. orang sibuk bro.

Apa yang terlintas dibenak anda tentang bulan April ini? jujur gak ada. Tiba-tiba ada yang nyenggol cerita tentang kartini, yups.. aku baru ngeh kalau pada bulan april ini ada hari lahirnya kebangkitan wanita dari masa kegelapan oleh seorang perempuan yang bernama Kartini. Sudah pada tahukan siapa Kartini ini jadi rasanya aku tak perlu menjelaskan lagi.
dan sekarang aku mau sedikit cerita tentang sosok-sosok kartini dalam kehidupanku. mereka merupakan wanita-wanita tanggung yang aku kenal.


Yang pertama namanya Nurjanah, beliau lahir dari keluarga sederhana di daerah pesisir pantai, Cianjur selatan. Sejak kecil beliau dididik menjadi wanita yang mandiri dan sangat disiplin. Pagi-pagi sekali beliau harus sudah bangun kemudian memberi makan ternak peliharaan orang tuanya, itulah tugas sehari-harinya. Pulang sekolah pun beliau harus menggembala domba, kadang beliau di temani saudaranya yang lain.

setelah taman sekolah dasar beliau berkeinginan melanjutkan sekolah tapi karena tidak ada biaya terpaksa harus mengubur angan-anganya. Setelah 2 tahun keluar sekolah dasar beliau menikah dengan seorang laki-laki yang tidak begitu dikenalnya dan akhirnya melahirkan 5 orang anak.. salah satunya aku.

Setelah menikah beliau harus membanting tulang, bahu membahu bersama sang suami mencari sesuap nasi. Beliau pernah cerita yang menurutku sangat sedih sekali, beliau harus rela tidur di saung, di tengah ladang pinggir hutan bersama ke dua kakaku yang masih kecil, kata beliau kadang sering menemukan babi hutan yang selalu lewat.

Pada suatu hari beliau memutuskan pergi Keluar Negri karena hasil dari ladang pun tidak memberikan hasil yang baik bagi kehidupanya, dengan diiringi tekad dan niat ingin merubah keadaan beliau memberanikan diri mengambil keputusan tersebut. Aku bersyukur karena beliau tidak selamanya menetap disana seperti kebanyakan wanita yang  ada di kampungku. Dengan pengorbanan yang cukup besar beliau akhirnya bisa merasakan hasilnya sekarang. Setelah  kepulangan dari luar negri beliau membangun usaha hingga sekarang dan  bisa menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. 

Aku bersyukur memiliki ibu sehebat, semandiri dan sekuat beliau. Apapun yang beliau anggap mampu mengerjakan pekerjaan tersebut beliau jarang meminta bantuan tapi kadang aku sedih karena menurutku ibu terlalu kuat untuk menjadi wanita. Aku pernah mendapati tangan ibu bengkak tapi dia tidak pernah mengeluh tetap saja mengerjakan pekerjaan rumah. Aku pernah 2 kali melihat ibu menangis, pertama ketika aku bertengkar hebat dengan ayahku dan  kemaren ketika beliau sakit. akh rasanya runtuh hatiku melihat beliau menangis apalagi aku berdosa sekali karena aku merasa akulah anak yang selalu merepotkanya, selalu menjengkelkanya tapi beliau tetap saja tersenyum padaku meskipun terlihat masam. Setiap malam aku selalu merindukan ibu, bahkan ingin sekali memeluknya tapi aku merasanya ada dinding penghalang antara aku denganya. Sekarang beliau sedang sakit dan itu membuatku sangat sedih. 

Beliaulah kartini bagi kehidupanku, ngga kebayang jika beliau tidak ada disisiku saat ini mungkin hidupku ngga akan seperti sekarang ini.

Yang ke dua adalah kakaku yang ke 3 namanya Neneng Maswati. Kegigihan dan keberanianya membuat aku mengacungkan 4 jempol sekaligus untuk dia. Kadang dia sangat menyebalkan dan kita sering bertengkar tapi setelah dewasa aku semakin mengaguminya. 
sedang melakukan penyuluhan dengan ibu-ibu posyandu

Sejak kecil dia selalu aktif dalam berbagai hal, apa lagi setelah SMA dia aktif dikegiatan osis dan ekstrakulikuler ISPALA (ikatan siswa pencinta Alam). Setelah lulus SMA dia pergi ke bandung untuk melanjutkan kuliah.. Singkat ceritanya dia lulus kuliah dengan gelar SE.
Pada suatu hari dia bertemu dengan salah satu laki-laki yang dulu pernah menjadi pacarnya dan akhirnya pertemuan itu membawa mereka ke pelaminan. Kakaku mulai bekerja di salah satu koperasi tapi ketika dia mengetahui sedang mengandung akhirnya dia memutuskan untuk berhenti bekerja. Memang dia pernah bercerita bahwa dia merasa bosan jika harus mengalami pekerjaan seperti itu.

Kemudian dia membangun sebuah toko sembako. Dia pernah menangis ketika mendengar kata-kata ayahku yang aku rasa tidak sepatutnya diucapkan “gak perlu kuliah kalo pada akhirnya kamu jualan ciki kayak gini, lulusan SD pun bisa”. Sangat menyakitkan bukan tapi berkat kegigihanya tokonya bisa berkembang seperti sekarang ini.
Disamping itu dia aktif menjadi salah satu kader partai politik, bahkan  dia pernah mencalonkan diri menjadi DPRD ciajur namun sayang dia gagal.

Sekarang dia memiliki banyak aktivitas karena dia merupakan salah satu pendamping posyandu di kecamatan sindangbarang. Dari mulai penyuluhan ke desa-desa dan mengikuti pelatihan di Ciajur. Aku merasa bahwa dia salah satu wanita yang telah membawa perubahan terhadap kampung kelahiranya, yaitu sindangbarang kabupaten cianjur.  dan dia telah menepiskan anggapan ayahku tentang dia selama ini. Disamping itu dia telah mendirikan sebuah PAUD di sekitar Sindangbarang

Kadang ketika aku pulang ke sindangbarang, setiap kali ada yang nanya mau pulang kemana kemudian aku menjawab Kp. Cioleng, pasti berkata “owh.. tau bu neneng gk? Deket gak rumahnya sama dia?” aku cuman senyum aja dan berkata "iya". Kemudian mereka berkata “jangan-jangan adiknya bu neneng ya?” Tepat sekali. Seterkenal itukah kakaku ini? Ngiri akh hihi…

Sekarang dia mencalonkan lagi menjadi DPRD karena menurut dia, masyarakat sudah mengenalnya dan tentunya melihat apa yang selama ini dia perjuangkan. Good luck my sister


itulah kartini yang ada dalam kehidupanku, mereka telah memberikan aku banyak sekali pelajaran dalam hidup. mereka telah memberikanku kekuatan untukku tetap maju dan berjuang dalam hidup ini. aku sangat menyayangi kalian


You Might Also Like

0 komentar