Berkunjung ke Kawah kamojang
Agustus 28, 2013
Hari minggu adalah hari yang
selalu ku habiskan di rumah, tidak ada kegiatan apapun selain membereskan
rumah (cie..so rajin). Kadang aku pengen sekali mengikuti salah satu komunitas penjelajah tapi
sayang gak ada teman, jadi aku memutuskan untuk berdiam diri di rumah. Tetapi minggu
ini berbeda sekali, tumben memang saudarakungajak jalan dan ketika ditanya kita mau kemana? jawabnya rahasia. barulah setelah dijalan aku mengetahui bahwa tujuan perjalan kita adalah kawah kamojang. Kawah kamojang ini terletak di perbatasan Bandung - garut tepatnya di kecamatan Ibun.
Kadang memang merasa aneh juga
ketika berada disekitar teman-temanku yang rata-rata gila shophing sedangkan
aku yang bertolak belakang dengan mereka, aku penggila alam, hobby menjelajah
dan kemana-mana selalu membawa kamera. Kadang susah juga menemukan teman yang
satu hobby dan satu arah dengan sikapku.
Ajakan dari saudaraku ini membawa angin segar, senyumku jadi semakin berkembang dan menampilkan pipiku yang serasa makin tembem. Sialnya dia datang ke rumah sekitar jam 10.00 wib dan kita berangkat jam 12.00 wib.. Wow rasanya aku seperti ikan bakar, terpanggang oleh matahari. Makin eksotis aja ni aku.
Kita menggunakan rute jalan yaitu
Rancaekek – majalaya - kamojang. Setelah melewati perjalanan berbukit dan yang cukup
menyiksa pantatku serta menguras enegri karena ketika melewati tanjakan aku
harus rela jalan kaki, karena motornya tidak bias naik. Huhu.. tapi semua itu
terbayar oleh pemandanganya yang subhanallah, menakjubkan.
Sepanjang perjalanan di sekitar jalan menuju kawah kamojang
terbentang pipa-pipa besar yang merupakan bagian Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT. Pertamina dan PT Indonesia Power.
Sesampainya di tempat tujuan yaitu kawah kamojang, terdengar suara seperti kereta api dan dari kejauhan terlihat kepulan asap kawah tersebut adalah kawah keereta api. Oh iya tiket masuk ke kawah kamojang ini Rp 5000/orang. Jadi menurutku masih terjangkau untuk masanyarakat umum.
Kenapa kawah kereta api ini dinamakan demikian?
Disebut kawah kereta karena mengeluarkan bunyi seperti
kereta yang dibunyikan dengan cara sepotong bamboo di dekatkan ke arah lubang
yang memancarkan uap gas oleh petuganya. Selain dari itu petugas tersebut juga
melakukan sedikit atraksi, yaitu dengan melemparkan beberapa botol kea rah uap
gas tersebut sehingga botol itu
terapung. Uap gas yang keluar dari
kawah kereta api ini memiliki tekanan sebesar 2.5 bar, wow.. subhanallah.
Setelah puas melihat atraksi dari petugas penjaga kawah
kereta api kita pun pergi ke tempat yang sering dikunjungi yaitu kawah hujan dan
kawah asap. Kawah hujan ini sangat unik, karena memancarkan percikan air yang
tingkat volume pancarannya dan juga suhu airnya bisa diatur oleh sang juru
kunci. Air yang mengenai tubuh kita serasa tusuk jarum yang konon bisa untuk
kesehatan tubuh.
selain itu Kawah Asap pun juga bisa dimainkan oleh sang juru kunci. Jika penasaran, asap pun bisa diminta untuk mengarahkan ke tubuh wisatawan. Asap ini juga konon bisa untuk kesehatan, karena seolah-olah mandi sauna.
selain itu Kawah Asap pun juga bisa dimainkan oleh sang juru kunci. Jika penasaran, asap pun bisa diminta untuk mengarahkan ke tubuh wisatawan. Asap ini juga konon bisa untuk kesehatan, karena seolah-olah mandi sauna.
Aku tidak mencobanya, hanya
melihat-lihat. Setelah puas melihat-lihat kita memutuskan untuk melihat-lihat
daerah tersebut dengan menelusuri jalan setapak. Setelah berjalan kita
menemukan pasangan muda-mudi yang sedang asyik mengobrol. Semakin jauh kita
melewati kawasan kawah hujan tersebut ternyata semakin sepi. Selama perjalanan
kita menghabiskan diri untuk bernarsis ria, yaitu berfoto. Suatu keharusan
ketika jalan-jalan karena kalau tidak berfoto rasanya seperti sayur tidak
dikasih garam, hambar rasanya. Karena takut ke sasar kita pun
menghentikan perjalanan kemudian pulang kembali ke tempat banyak orang. Disekitar ada
lapangan, kita habiskan untuk berfoto-foto meskipun
matarahi memanggang kulit.
Matahari pun semakin condong ke
arah barat, sehingga kita memaksakan diri untuk beranjak dari keasyikan dan segera pulang. Padahal kita semua belum puas menjelajah tempat tersebut tapi ya mau gimana lagi, dari pada ke maleman di jalan.
Rute pulangnya kita menuju arah Garut-Nagrek-Bandung
Rute pulangnya kita menuju arah Garut-Nagrek-Bandung
0 komentar