SORE YANG SENDU

Oktober 19, 2017

Sabtu sore ditemani gerimis, aku asik mendengarkan curhatan seorang teman lama yang baru saja bertemu. Padahal bandung itu tidak terlalu luas tapi karena kesibukan kita yang berbeda dan susah mementukan jadwal akhirnya baru ketemu tadi sore. Dia mulai bercerita tentang kehidupanya, dari mulai karir, keluarga dan jodoh. Suasana pun terasa sangat sendu dengan diiringi lagu akad yang dipopulekan oleh payung teduh, salah satu band dan lagu yang lagi hits dikalangan muda saat kini. Aku melihat sorot matanya yang memancarkan kesedihan sedikit berkaca-kaca. 

Cerita pun mengalir begitu saja dan sampailah pada tahap pembicaraan yang terkadang aku merasa miris untuk diceritan. Bagaimana tidak usia sudah semakin dewasa dan mau seperempat abad tetapi jodoh masih belum bertemu, meskipun afgan bilang jodoh pasti bertemu tapi bagi kita bertemunya entah kapan.


Dia bercerita bahwa ibunya sudah membuat ultimatum, dia harus sudah serius berhubungan dengan seseorang dan harus segera menikah, hal ini dikarenakan adiknya yang berjarak 2 tahun denganya sudah mau bertunangan. Di sisi lain kadang dia bilang silahkan saja kepada adiknya untuk menikah lebih dulu karena dia tidak ingin menjadi penghalang kebahagian mereka tapi sisi lainya jauh di lubuk hati dia juga tidak ingin didahului adiknya. Sebuah situasi yang membingungkan. Dan akhir-akhir ini ibunya lebih cerewet dari biasanya mengenai jodoh.

Aku termenung sesaat, dan berusaha menenangkan sebab aku pun bernasib sama tapi berbeda jalan cerita. Mengenai jodoh aku lebih sedikit santai, meskipun kadang penuh kekhawatiran tetapi aku mampu menyiasatinya dengan memperbanyak kegiatan. Aku selalu bilang raisya aja nikah 27 tahun, tenang masih ada jarak 3 tahun lagi untuk menemukan pasangan. Selain itu aku malah sedang mempersiapkan kehidupan mandiri ketimbang risau memikirkan jodoh tapi masalahnya orang lain lah yang lebih menyebalkan, selalu berisik nanya KAPAN?

Sebenarnya kita pun sudah berusaha menjemput jodoh dengan sebaik mungkin, tidak hanya pasrah dan mengurung diri. Dia bilang ketika ibunya mulai menjodoh-jodohkan dengan anak teman-temanya dia pasrah saja tapi jika bukan jodoh maka harus bilang apa. Dia pun sedang mengikuti proses taaruf tapi belum juga pada proses serius calonya membatalkan, dia bisa apa menghadapi kenyataan seperti itu meskipun pada proses itu tidak begitu berharap dan menjalaninya dengan pasrah dan berserah diri kepada allah SWT


Teman-teman satu angkatan sudah mulai menggendong bayi mungil nan lucu, dan bulan ini pun undangan sudah mulai berdatangan kerumah. Gerimis sudah mulai berhenti, malam semakin larut. Tinggalah kita berdua, perempuan yang sedang galau memikirkan jodoh. Benar-bear sore yang sendu. 


You Might Also Like

0 komentar