PRAKTIKUM 1
Desember 12, 2012
PERSIAPAN ALAT, MEDIA DAN UJI STERILISASI
1.
Tujuan
·
memahami cara sterilisasi alat dan media yang dipakai
dalam prakek kerja mikrobiologi
·
menjegah terjadinya kontaminasi silang
2.
Prinsip
Proses sterilisasi dapat terjadi
dengan memberkan energi thermal dalam benuk kering uap terhadap suatu benda
dalam rentang waktu tertentu
3.
Teori Dasar
Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan suatu
bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan (termasuk virus). Semua material
sebagai subjek proses ini disebut sebagai bahan yang steril. Istilah steril
tidak menggambarkan suatu bahan mutlak steril namun lebih tepatnya hampir tidak
terdapat kehidupan karena steril tidak dapat dipastikan. Ketika sejumlah
mikroorganisme terpapar terhadap suatu perlakuan sterilisasi seperti panas atau
sinar UV, mereka tidak akan mati secara langsung spontan melainkan akan mati
secara bertahap. Menurut Hogg (2005), secara teoretis dampak sterilisasi
terhadap jumlah mikroorganisme yang homogen yaitu akan mematikannya secara
eksponensial dengan kecepatan yang seragam.
·
Jenis – Jenis Sterilisasi.
1.
Sterilisasi dengan panas lembap
Sterilisasi dengan panas lembap biasanya dilakukan di
dalam suatu bejana logamyang disebut autoklaf. Sterilisasi ini dilakukan dengan
uap air jenuh bertekanan 15Ib/in2 selama 15 menit pada suhu 121°C. Suhu
tersebut merupakan suhu sterilisasiterbaik untuk bahan-bahan yang akan disimpan
dalam waktu yang cukup lama.Hubungan antara tekanan dan suhu tersebut hanya
berlaku bagi tempat-tempat pada permukaan laut. Untuk tempat-tempat di
atas permukaan laut diperlukantekanan yang lebih tinggi untuk mencapai suhu
yang sama.Autoklaf pada umumnya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang
dapatditembus oleh kelembapan (tidak menolak air) tanpa merusaknya. Contoh
bahanyang dapat disterilkan dengan autokaf ialah media biakan, larutan, kapas,
sumbar karet, dan peralatan laboratorium.Kontak langsung antara uap air
dan benda yang akan disterilkan amat penting bagikeberhasilan sterilisasi.
Penataan muatan di dalam autoklaf harus agak longgar sehingga memungkinkan
tekanan uap air menembus ke seluruh bahan-bahan yangdisterilkan tersebut.
Pengaruh panas lembap di dalam proses sterilisasi
ialah mengkoagulasikan protein- protein mikrob (termasuk enzim-enzimnya)
dan menginaktifkannya secara searahtak terbalikkan). Proses sterilisasi dapat
berjalan dengan baik jika di dalamautoklaf hanya terdiri aras uap air saja
tanpa ada udara. Oleh karena itu, udara yangada di dalam autoklaf harus
dikeluarkan dahulu. Setelah di dalam autoklaf tidak ada udara lagi, uap
air dibiarkan mengisi ruangan sampai suhu mencapai 12l° C.Setelah suhu tersebut
tercapai masih diperlukan waktu antara 11-12 menit untuk mematikan
endospora bakteri yang tahan panas.Beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam sterilisasi antara lain kepadatanmuatan, volume cairan, dan ukuran wadah
yang dipakai. Umumnya bahan yangmemakan tempat dan mendekati kedap air
memerlukan pemanasan lebih lama.Volume media di dalam botol atau labu jangan
sampai melebihi dua pertiga tinggitinggi wadah. Wadah sterilisasi yang
berukuran kecil semakin baik digunakan.Sebagai contoh jika ingin mensterilkan
lima liter media lebih baik menggunakanlima labu yang masing-masing berisi satu
liter media daripada menggunakan satulabu yang berisi lima liter media. Volume
yang lebih kecil memerlukan waktusterilisasi yang lebih pendek. Jadi, lamanya
siklus sterilisasi harus disesuaikandengan ukuran dan jumlah wadah.Hal yang
harus diperhatikan pula yaitu botol tidak boleh disumbat terlalu ketatsehingga
kedap udara. Untuk menyumbat dapat digunakan kapas yang kemudiandilindungi
dengan kertas atau aluminium foil supaya kapas tidak terkena tetesan
air sewaktu steriksasi. Apabila perlu, dapat juga digunakan sumbat karet,
tutup sekrup,atau tutup plastik. Laju pendinginan dan pembebasan rekanan harus
dilakukandengan perlahan-lahan untuk mencegah pecahnya perangkat kaca pada
waktusiklus sterilisasi telah selesai. Untuk itu, suhu di dalam autoklaf harus
dibiarkanturun kembali seperti suhu kamar sebelum tutup autoklaf dibuka.
2.
Sterilisasi dengan panas kering
Sterilisasi dengan panas kering dilakukan dengan
menggunakan oven. Sterilisasidengan pemanasan kering sering kali digunakan
untuk mensterilkan perangkatkaca. Dalam keadaan kering, struktur protein
bersifat lehih stabil dan tidak mudahrusak sehingga untuk mematikan organisme
diperlukan suhu panas kering yang jauh lebih tinggi dan lebih lama bila
dibandingkan dengan suhu pada pemanasanlembap.
3.
Sterilisasi dengan perlakuan kimia
Untuk mensterilkan bahan-bahan yang terurai pada suhu
tinggi digunakan uapkimia yang bersifat racun. Beberapa zat yang dapat
digunakan untuk tujuan iniialah erilen oksida, formaldehida, dan glutaraldehida
alkalin. Lamanya perlakuan berkisar anrara 2-18 jam bergantung pada zat
kimia yang digunakan.Etilen oksida merupakan zat kimia yang paling umum
digunakan untuk sterilisasi. Namun, zat kimia tersebut kebanyakan
digunakan dalam industri dan tidak untuk pekerjaan sehari-sehari di
laboratium karna sifatnya yang berbahaya sehinggamemerlukan penanganan yang rumit
dan ketat. Perlakuan desinfeksi pada mejakerja seriang kali sebelum mulai
bekerja dan sesudah selesai bekerja termasuk sterilisasi dengan perlakuan
kimia. Zat kimia yang digunakan umumnya alkohol70%.
4.
Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi bahan yang tidak tahan panas, seperti
misalnya ekstrak tanaman, mediasintetik tertentu, dan antibiotik dilakukan
dengan penyaringan. Dasar metode inisemata-mata ialah proses mekanis yang
membersihkan larutan atau suspensi dari
4.
Alat Dan Bahan
-
5.
Prosedur Kerja
-
6.
Pembahasan
Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah
suatu peruses untuk mematikan semua organismeyang terdapat pada atau didalam
suatu benda. Hal ini diperlukan agar mikroba yang ingin ditumbuhkan diamati dan
diisolasi terbebas dari mikroba lain (mikroba kontamina). Suatu bahan atau alat
dikatakan steril bila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam
bentuk sel vegetatife maupu spora sterilisasi dilakukan tehadap bahan dan alat
sehingga terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu
dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan dampak yang tidak
menguntungkan.
Sterilisasi merupakan tahap awal
yang sangat penting dari proses pengujian mikroba, serta proses yang dirancang
untuk menciptakan steril itu merupakan kondisi mutlak yang tercipta sebagai
penghancuran dan senyawa mikroorganisme hidup. Sedangkan aseptik merupakan
usaha untuk menciptakan suasana kondisi steril. Teknik aseptik dilakukan dengan
tujuan untuk menjamin agar kita terlindungi dari ancaman bakterial di
laboratorium serta infeksinya, sehingga kecelakaan pada waktu praktikum tidak
terjadi.
Dengan dilakukanya sterilisasi ini agar alat-alat yang berada dilaboratorium
tidak terkontaminasi dengan mikroba yang ada dilingkungan sekitar. Alat yang
disterilisasi adalah tabung reaksi, labu
ukur, erlenmeyer, pipet ukur, cawan petri dan pipet volum. Alat-alat ini
diseterilisasi menggunakan autoklaf.
Autoclave merupakan cara
sterlisasi yang paling baik jika dibandingkan dengan cara-cara sterilisasi
lainnya. Dan waktu yang dibutuhkanya juga sangat singkat yaitu sekitar 15-20
menit dengan suhu 121oC. Alat-alat yang diseterilkan dengan autoklav
merupakan alat-alat yang terbuat dari gelas persisi. Alat gelas ini tidak akan
memuai sehingga tidak akan merubah ukuran alat.
Sebelum disterilkan dengan autoklaf, semua alat ditutupi dengan kapas
yang dibungkus almunium foil tetapi boleh diganti dengan kertas jagung (kertas
coklat). Tujuannya agar semua alat yang disterilkan benar-benar steril dari
mikroba.
7.
Kesimpulan
·
Sterilisasi adalah
proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk
kehidupan (termasuk virus).
·
Sterilisasi merupakan tahap awal yang sangat penting
dari proses pengujian mikroba, serta proses yang dirancang untuk menciptakan
steril itu merupakan kondisi mutlak yang tercipta sebagai penghancuran dan
senyawa mikroorganisme hidup. Sedangkan aseptik merupakan usaha untuk
menciptakan suasana kondisi steril.
Daftar pustaka
0 komentar