Eksotisme Pantai Santolo Dalam Ketidakteraturan
Oktober 31, 2013
Rasanya tidak bosan untuk mengunjungi Pantai Santolo, lagi dan lagi. Pertama kali
mengunjungi Pantai Santolo itu waktu aku masih SMA, beberapa tahun yang lalu.
Rasanya pantai ini masih sama seperti dulu ketika pertama kali mengunjunginya.
Menurutku Pantai Santolo ini masih asri dan bersih dari sampah meskipun memang ada beberapa sampah yang berceceran dan ada beberapa tumpukan di belakang Warung yang ternyata membuang sampahnya kebelakang warung, yang
berada di tepi pantai tapi tidak separah tempat yang lain.
Pantainya terlihat jernih, karang-karang juga terlihat jelas dan pasirnya yang putih bersih. hanya saja jika pemerintah setempat menata pantai ini mungkin akan menjadi lebih baik lagi dan banyak yang mengunjungi pantai santolo.
Pantainya terlihat jernih, karang-karang juga terlihat jelas dan pasirnya yang putih bersih. hanya saja jika pemerintah setempat menata pantai ini mungkin akan menjadi lebih baik lagi dan banyak yang mengunjungi pantai santolo.
pantai santolo ini berada di kabupaten Garut, kecamtan Cikelet, Pamengpeuk.
Pantai santolo ini akan terlihat ramai jika dimusim libur, seperti idul fitri sedangkan jika hari-hari biasa pantai ini terlihat sepi oleh pengunjung. Ketika kemaren aku berkunjung ke santolo terlihat sepi, apa lagi hari senin. Harga tiketnya pun cukup murah yaitu Rp 2500/ motor tetapi kata teman aku yang pernah kesana, dia tidak membayar karcis karena cuman 1 motor sedangkan kemaren kita 8 motor.
Pantai santolo ini akan terlihat ramai jika dimusim libur, seperti idul fitri sedangkan jika hari-hari biasa pantai ini terlihat sepi oleh pengunjung. Ketika kemaren aku berkunjung ke santolo terlihat sepi, apa lagi hari senin. Harga tiketnya pun cukup murah yaitu Rp 2500/ motor tetapi kata teman aku yang pernah kesana, dia tidak membayar karcis karena cuman 1 motor sedangkan kemaren kita 8 motor.
Kita
sampai di Santolo sore hari dan langsung tidak menyia-nyiakan waktu untuk
menyebur ke pantai. Mengasyikan rasanya ketika sore-sore jalan-jalan di pantai,
sambil menikmati sunset. Akh.. rasanya aku gak mau pulang pengen terus mandangin sunset maklum aku begitu tergila-gila dengan sunset.
Teman-teman cowo pun pada asyik bermain.
Matahari
pun mulai meninggalkan kita yang sedang asyik menikmati pantai, melepaskan warna jingga yang semakin memudar dan menghitam pekat. Kita menuju penginapan.
Ada banyak penginapan di sini jadi tidak usah khawatir tentang penginapan, dari
mulai harga Rp 50.000, Rp 100.000, Rp 150.000 dst.. atas rekomdasi teman yang
berada di Garut, kita menyewa barak AU (gratis pula karena di bayarin teman
padahal sebelum ke pantai kita mampir ke Rumahnya, udah nebeng mandi, makan
dsb.. eh penginapan pun di bayarin. Makasih ya) Katanya barak itu sering disewa
oleh pelajar atau mahasiswa/i yang mengunjungi pantai santolo.
Pagi-pagi
rasanya aneh jika hanya tiduran di tempat tidur apa lagi kita lagi di tempat
wisata. Rencanya mau nyari makan karena semalam makanya kurang kenyang. Satu
hal lagi yang disayangkan dari pantai yang harusnya menjadi objek wisata yang
banyak pengunjung ini, yaitu susah nyari makan. Malam-malam setelah salat isa
kita mencari makan dan hasilnya sebagian udah tutup. Memang sih ada beberapa warung yang buka tapi mereka kehabisan nasi dsb.. gondok bukan? Sedangkan perut sudah berbunyi
dari tadi minta diisi. Ada salah satu warung yang akhirnya menyediakan makan
buat kita meskipun LAMA nya minta ampun. Rasa lelah dan lapar pun menjadi
satu.. mau nyari makan di luar pun sudah tanggung memesan, jadi terpaksa
menunggu dengan suara perut yang makin lama makin kenceng bunyinya.
Karena
lama aku memesan nasi goreng akhirnya aku pun memesan mie rebus, sialnya ketika mie rebus jadi ternyata nasi goring
pun siap untuk disantap. Aku nyengir.. melihat 1 piring nasi goring dan mie
rebus. Aku mencicipi nasi goreng dan rasanya itu loh yang – tidak bisa aku
ungkapkan – nggak enaakkk. Kalau
boleh sombong ya, aku aja yang gak pandai masak masih bisa bikin nasi goring
yang enak, lah ini masa warung yang sehari-hari jualan masakan hasilnya kayak
gini. Aku melihat ekspresi wajah teman-teman yang lainya, kasian aku
melihatnya. Karena lapar dan cape ya dinikmati aja meskipun rasa nasi gorengnya
entah rasa apa.
balik ke cerita pagi-Awalnya
mau nyari makan tapi malah kebablasan menyebrang ke pulai santolonya, rasanya
nggak asyik jika mengunjungi tempat tersebut tanpa menjelajah tempat yang lain.
Kita menyeberang ke pulau santolo dengan perahu nelayan, bolak-balik 2 ribu/
orang dengan proses penawaran terlebih dahulu. Hehehe.. gak afdol kalau gak
nawar. Pembayaran bisa dilakukan setelah kita menyebrangi dai pulau santolo.
apa yang terpikir ketika anda melihat plang ini? kolam renang yang dimaksukan tentu saja adalah lautan |
Aku
melongo ketika masuk ke pulau santolo karena disebelum masuk ada petugas yang
menarik karcis lagi, aku membatin rasanya dulu gak ada pemungutan karcis dipintu masuk. Disana pun
terjadi penawaran lagi dan harga masuk untuk tiga orang pun dengan membayar 5
ribu.
Akhirnya aku menikamati pulai santolo ini, kemudian berjalan di pantai yang dipenuhi karang dan rumput laut, rasanya seperti berjalan di atas karpet. Ada beberapa ikan kecil dan udang yang kami temukan, temanku pun berhasil menangkap udang setelah kita teriak-teriak. Aku sebenarnya pengen nangkep itu udang tapi geli dan tidak suka bersentuhan dengan makhluk kecil, jadi bisanya cuman teriak-teriak.
Akhirnya aku menikamati pulai santolo ini, kemudian berjalan di pantai yang dipenuhi karang dan rumput laut, rasanya seperti berjalan di atas karpet. Ada beberapa ikan kecil dan udang yang kami temukan, temanku pun berhasil menangkap udang setelah kita teriak-teriak. Aku sebenarnya pengen nangkep itu udang tapi geli dan tidak suka bersentuhan dengan makhluk kecil, jadi bisanya cuman teriak-teriak.
Betah banget deh disana apa lagi dengan adanya saung-saung yang menghadap pantai yang
jernih menampilkan karang-karang dan rumput laut, kemudian anginya yang
semilir. Rasanya betaahhh banget.
Kemudian
teman-teman yang ada di barak pun menyusul, karena kita sudah lama pergi, dari
jam 06.00 WIB dan pulang-pulang jam
10.00 WIB, waduh saking asyiknya.
aku jadi ingat sama bapak-bapak yang tadi pagi menjaga karcis masuk ke pulau tersebut, ternyata sudah tidak ada di tempat. Kemudian aku bertanya kepada teman yang menyusul kita, apakah kalian tadi membayar karcis ketika masuk pulau ini, mereka semua menggeleng. lah terus siapa yang tadi menjaga karcis? ketidak jelasan ini tentu saja membuatku terganggu. Seharusnya pemerintah benar-benar mengelola pantai ini dengan baik termasuk kejelasan tentang penjaga karcis, jangan sampai ada pemungutan liar yang seperti ini.
Setelah
kembali ke barak mereka bercerita bahwa kita ketinggalan menyantap ikan bakar,
huh gak kebagian tapi ngga apa-apa sih soalnya kita puas menikmati pantai.
Setiap pagi pantai santolo disibukan dengan pasar ikan, dari mulai ikan
tongkol, ikan kerapu/kakap/kue, cumi dsb.
jika pantai
santolo ini di kelola dengan baik mungkin akan menjadi tempat pariwisata yang
bisa di unggulkan di garut selatan. Dan andai saja setiap pengunujung atau pun
pihak yang memiliki usaha disana bisa menjaga kebersihan maka pantai pun akan
terlihat semakin cantik dan eksotis. Bukanya tuhan telah menganugrahkan kita
denga kenikmatan yang melimpah tapi kita selalu lupa untuk menjaga anugrah itu.
0 komentar